Depok, Jawa Barat – Sejumlah aktivis, seniman dan mahasiswa di Kota Depok yang rutin melakukan Aksi Kamisan Depok, pada hari kamis 27 Agustus 2020 kemarin kembali melakukan aksi di Perempatan Cisalak, Depok.
Dalam aksi yang dihadiri belasan peserta tersebut, terpampang sejumlah poster tuntutan aksi yaitu SaveJRX atau Bebaskan Seniman Jerinx SID, Gagalkan Omnibus Law, Tanah Untuk Rakyat Bukan Untuk Kapitalis, dan yang terakhir adalah tuntutan mendesak kepada Walikota Depok agar segera membangun Gedung Kesenian sebagai untuk memberikan hak kepada para pekerja seni di Kota Depok.
“Pemerintah Kota Depok sangat refresif terhadap seniman dari Kota Depok berdiri hingga kini, karena Gedung Kesenian yang merupakan hak dan kebutuhan mendasar bagi para pekerja seni tidak diberikan,” ujar Dedi, musisi gitaris grup musik Romi & The Jahats.
Sementara menurut Tora Kundera, salah satu punggawa grup musik Gong Merah Putih mengatakan bahwa Kota Depok tidak memiliki arah kebudayaan dan tak bisa membangun jatidiri. “Semua lari tunggang langgang mengikuti arus modal investasi dan hanya menerima dampak dari arah pembangunan Ibukota Jakarta,” ujar salah satu pengagas Malam Sastra Margonda.
Pardong aktivis Petani juga mendesak agar pemerintah dari pusat hingga daerah agar tidak menganaktirikan petani dan jangan terus-menerus menggusur lahan pertanian demi melayani kaum pemodal.
Ditambahkan oleh Tia Sulaiman aktivis teater, aksi kamisan kali ini juga masih terus menuntut pembebasan seniman Jerinx SID yang menjadi korban kriminalisasi penguasa. “Bebaskan Jerinx, Lawan Rezim Oligarki!”.(mul)