Kabarinteraktif.com | Pamekasan – Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII) cabang Pamekasan lancarkan aksi demo di depan Pendopo Ronggo Sukowati, Kamis(25/6/2020).
Aksi yang dilakukan oleh masa PMII itu merupakan aksi protes kepada pemerintah setempat, atas ketidak tegasan terhadap pelaku tambang ilegal yang tercatat sudah mencapi 350 kasus yang masih beroperasi tanpa sanksi.
Belum ada tanggapan dari aksi yang mereka lakukan, mahasiswa menerobos masuk ke Pendopo Ronggo Sukowati Pamekasan setelah melakukan orasi bergantian. Tujuannya, mereka meminta untuk bertemu langsung dengan Bupati Baddrut Tamam.
Moh Lutfi ketua PMII Cabang Pamekasan mengatakan, aksi demonstrasi tersebut untuk meminta pemerintah Kabupaten Pamekasan untuk menutup dan memperhentikan Galian C ilegal atau tambang ilegal yang berada di wilayah Pamekasan.
Dikatakannya, dalam surat yang dikirim demontrasi tersebut ditembuskan untuk Bupati Pamekasan, DPRD Pamekasan, Kadis DLH dan Kapolres Pamekasan.
“Di antara tembusan kami yang kirim. Tidak ada satupun yang menemui kami. Kami ingin berdiskusi dengan semuanya. Terutama dengan bupati Pamekasan,” ujarnya.
Dalam aksi tersebut, kericuhan terjadi di depan kantor Bupati Pamekasan, para masa aksi bentrok dengan kepolisian. Bahkan, terlihat ada masa aksi yang harus dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan perawatan. Sebab, ada massa aksi yang mengalami luka-luka karena tindakan keras oleh pihak kepolisian.
Menanggapi hal itu, IKA dan semua kader PMII se-nusantara mengecam tindak kekerasan yang dinilai tidak manusiawi itu. Tak hanya itu, lintas OKP dan mahasiswa dari semua elemen juga mengecam tindakan tidak manusiawi oleh oknum Polres Pamekasan.
Diketahui, satu masa aksi yang dirawat di rumah sakit, Ahmad Rofiqi, merupakan ketua rayon Sakera PMII komisariat IAIN Madura.(db)