DEPOK – Sudah hampir dua tahun warga Kota Depok mengkritik keberadaan Toko Miras terbesar di Margonda dekat Kantor Walikota Depok, namun seakan kebal hukum dan tidak bisa ditutup oleh pihak aparat penegak peraturan.
Sejumlah aktivis juga sudah berteriak lantang di media dan medsos, bahkan sudah pernah di Demo ke kantor Walikota Depok, namun tetap saja Toko Miras Dekat Kantor Walikota Depok berjualan dengan tenang dan diduga ada main mata dengan oknum pejabat Satpol PP Kota Depok.
Ricky Hafidz, warga Depok dan aktivis pergerakan, mengatakan bahwa hal ini sangat kontras. “Katanya Walikota Depok seorang Kiai, kok di dekat Kantor Walikota jualan minuman beralkohol diam saja Pak Kiai,” ujar Hafidz, kepada KabarInteraktif.Com.
“Yang lebih aneh, kota Depok yang katanya menuju Kota Relijius, sudah ramai se-Indonesia berita marak perdagangan minuman keras beralkohol di Kota Depok tapi kok ulama nya diam saja,” ujar Ricky.
Sementara Munir, Sekjend PAD (Presidium Aktivis Depok) mengatakan bahwa maraknya toko miras ilegal tidak berizin di Kota Depok ini menjadi PR bagi Kapolres Metro Depok yang baru, karena Kasatpol PP Depok dinilai sudah gagal dan bisa diharapkan lagi.
“Kasatpol PP Depok seharusnya punya rasa malu dan mengundurkan diri. Sebab seragam serta fasilitas mahal yang digunakan pada dirinya adalah pajak dari hasil keringat rakyat,” ujar Munir.